Hey kawan green Care............. Ada sedikit Pengumuman nigh....
Semua Green Care kelas X maupun XI diharap datang di sekolah pada hari Minggum 10 Januari 2010....
So Don't miss it.......
And buat anggota green care yang belum terdaftar (bisa dilihat di juendela ruang Adiwiyata) bisa menghubungi pembina ataupun pengurus GCV ....
Salam Green..................
GREEN CARE VOLUNTEERS BLOG (SMAN TEMPEH ADIWIYATA)
KARENA MENUNDA BERARTI MENGGAGALKAN (nasehat b.Lilik)
SO...,,, SAVE OUR EARTH SEBELUM TERLAMBAT...!!!!!!!!
KITA MASIH DAPAT MENYELAMATKAN BUMI INI......
Pengumuman Kerja Bakti
Jumat, 08 Januari 2010Bike To Work....??????
Rabu, 06 Januari 2010Saat ini sepeda sudah sedikit peminatnya. Lantaran kendaraan bermotor yang menjanjikan kemudahan dan kecepatan dalam transportasi. Meski begitu masih ada orang-orang yang minat pada sepeda. Mereka lebih suka menggunakan sepeda daripada kendaraan bermotor untuk berpergian ke luar rumah. Dengan bersepeda kita bisa lebih sehat, mengurangi polusi, sambil santai, dan yang gak kalah penting ini menjadi suatu trend yang baru dikalangan masyarakat Indonesia. Bahkan saat ini sudah banyak didirikan klub pecinta sepeda. Gak kalah nih dengan genk motor! Bike To Work, salah satu klub pecinta sepeda dimana para bikers-nya menggunakan sepeda saat akan ke kantor. Bike To School, para pecinta sepeda yang terdiri dari para pelajar. Dan masih banyak lagi. Bersepeda bukanlah suatu hal yang terlihat jadul alias jaman dulu yang gak keren. So…Let’s Bike To Work…
Bike to Work apaan sih?
Bike to Work (B2W) adalah Bersepeda ke Tempat Kerja, sepeda bisa menjadi kendaraan utama atau alternatif yang menyenangkan dan menguntungkan bagi penggunanya serta memberi manfaat untuk lingkungan juga.
Mengapa harus ber-Bike to Work?
1. Bike to Work adalah berolahraga.
Sibuknya rutinitas dalam mencari nafkah terkadang melupakan pentingnya olahraga. Dengan bersepeda otomatis sistem tubuh bekerja optimal. Bersepeda secara rutin juga dapat merangsang kerja jantung, melancarkan sirkulasi darah, melancarkan aliran oksigen ke paru-paru dan otak, mengurangi timbunan lemak, dan juga mengencangkan otot. Tidak seperti olahraga lain yang butuh waktu khusus untuk mengerjakannya, olahraga bersepeda dapat dilakukan sambil pergi ke kantor.
2. Bike to Work adalah hidup sehat.
Dengan berolahraga bersepeda sudah barang tentu membuat hidup sehat. Bersepeda juga bisa mengurangi stress yang diakibatkan kemacetan lalu lintas, berdiet secara tak langsung, dan membuat pola istirahat jadi teratur. Tapi apakah polusi udara yang dihirup di jalanan bikin hidup sehat? Ya tentu tidak, polusi tetap jadi ancaman tubuh yang rentan terhadap penyakit. Namun menurut praktisi kesehatan dari negara bagian Victoria, Dr. Jan Garrard menegaskan bahwa pengendara sepeda lebih mampu bertahan dari polusi udara karena kegiatan fisik yang dilakukannya menaikkan sistem kekebalan tubuh. Sebuah penelitian di Australia yang dipublikasikan di Health Promotion Journal of Australia menemukan fakta bahwa pengendara sepeda motor adalah penikmat polusi yang paling tinggi dibanding pengguna jalan lainnya. Sedangkan pengendara sepeda adalah penikmat polusi terendah di jalan raya, meskipun pengendara sepeda menghirup udara 3x lebih banyak. Ada banyak cara mengurangi polusi yang masuk ke dalam tubuh yaitu dengan menggunakan masker atau mencari jalan pintas yang jarang dilalui kendaraan bermotor.
3. Bike to Work adalah berhemat.
Ya, hemat ongkos, hemat BBM, & hemat biaya perawatan kendaraan. Tapi kan bersepeda melelahkan? Iya, olahraga lainnya juga untuk awalnya pasti melelahkan tapi kalau sudah teratur menjadi aktifitas yang menyenangkan. Yang penting dalam bersepeda sediakan selalu air minum yang cukup agar tidak terkena dehidrasi. Lebih baik air mineral karena lebih murah dan lebih sehat. Air minum diperlukan sebagai bahan bakar tubuh.
4. Bike to Work is FUN
Dengan ber-Bike to Work banyak kesenangan yang kita dapatkan. Ada kepuasan tersendiri bisa meliuk-liuk di padatnya lalu lintas (tapi tetap hati-hati). Apalagi kalau bertemu dengan sesama pengendara sepeda seperti bertemu dengan saudara sendiri. Di perjalanan bisa dipastikan Anda menjadi pusat perhatian, ya paling tidak ada yang memperhatikan Anda deh :. Begitu Anda sampai di kantor, ada aja komentar yang dilontarkan, mulai dari sebutan gila, aneh, busyet, salut, kagum, hebat, dan lainnya… Pokoknya asyik deh.. Asal pakai helm dan kacamata hitam bersepeda setidaknya meningkatkan rasa percaya diri dan siap-siap dikenal di lingkungan tempat kerja
Sumber:
www.streetsblog.org
milist B2W SELENGKAPNYA>>>>>.
ADIWIYATA adalah program terhadap sekolah yang mewujudkan sekolah berwawasan dan peduli lingkungan
Apa Itu ADIWIYATA ?
Adiwiyata mempunyai pengertian atau makna: Tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan.
TUJUAN PROGRAM ADIWIYATA
Menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga di kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan.
Kegiatan utama diarahkan pada terwujudnya kelembagaan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan bagi sekolah dasar dan menengah di Indonesia. Disamping pengembangan norma-norma dasar yang antara lain: kebersamaan, keterbukaan, kesetaraan, kejujuran, keadilan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam. Serta penerapan prinsip dasar yaitu: partisipatif, dimana komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggung jawab dan peran; serta berkelanjutan, dimana seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komperensif.
INDIKATOR DAN KRITERIA PROGRAM ADIWIYATA
A. Pengembangan Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan
Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan maka diperlukan beberapa kebijakan sekolah yang mendukung dilaksanakannya kegiatan-kegiatan pendidikan lingkungan hidup oleh semua warga sekolah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Program Adiwiyata yaitu partisipatif dan b e r k e l a n j u t a n .
Pengembangan kebijakan sekolah tersebut antara lain:
1. Visi dan misi sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan.
2. Kebijakan sekolah dalam mengembangkan pembelajaran pendidikan lingkungan hidup.
3. Kebijakan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (tenaga kependidikan dan
non-kependidikan) di bidang pendidikan lingkungan hidup.
4. Kebijakan sekolah dalam upaya penghematan sumber daya alam.
5. Kebijakan sekolah yang mendukung terciptanya lingkungan s e k o l a h yang bersih dan sehat.
6. Kebijakan sekolah untuk pengalokasian dan penggunaan dana bagi kegiatan yang terkait dengan
masalah lingkungan hidup.
B. Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan
Penyampaian materi lingkungan hidup kepada para siswa dapat dilakukan melalui kurikulum secara terintegrasi atau monolitik. Pengembangan materi, model pembelajaran dan metode belajar yang bervariasi, dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang lingkungan hidup yang dikaitkan dengan persoalan lingkungan sehari-hari (isu local).
Pengembangan kurikulum tersebut dapat dilakukan antara lain:
1. Pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran.
2. Penggalian dan pengembangan materi dan persoalan lingkungan hidup yang ada di masyarakat sekitar.
3. Pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan budaya.
4. Pengembangan kegiatan kurikuler untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran siswa tentang lingkungan hidup.
C. Pengembangan Kegiatan Berbasis Partisipatif
Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan, warga sekolah perlu dilibatkan dalam berbagai aktivitas pembelajaran lingkungan hidup. Selain itu sekolah juga diharapkan melibatkan masyarakat disekitarnya dalam melakukan berbagai kegiatan yang memberikan manfaat baik bagi warga sekolah, masyarakat maupun lingkungannya.
Kegiatan-kegiatan tersebutantara lain:
1. Menciptakan kegiatan ekstra kurikuler/kurikuler di bidang lingkungan hidup berbasis patisipatif di sekolah.
2. Mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar.
3. Membangun kegiatan kemitraan atau memprakarsai pengembangan pendidikan lingkungan hidup di sekolah.
D. Pengelolaan dan atau Pengembangan Sarana Pendukung Sekolah
Dalam mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan perlu didukung sarana dan prasarana yang mencerminkan upaya pengelolaan lingkungan hidup, antara lain meliputi:
1. Pengembangan fungsi sarana pendukung sekolah yang ada untuk pendidikan lingkungan hidup.
2. Peningkatan kualitas penge-lolaan lingkungan di dalam dan di luar kawasan sekolah.
3. Penghematan sumberdaya alam (listrik, air, dan ATK).
4. Peningkatan kualitas pelayanan makanan sehat.
5. Pengembangan sistem pengelolaan sampah.
PENGHARGAAN ADIWIYATA
Pada dasarnya program Adiwiyata tidak ditujukan sebagai suatu kompetisi atau lomba. Penghargaan Adiwiyata diberikan sebagai bentuk apresiasi kepada sekolah yang mampu melaksanakan upaya peningkatan pendidikan lingkungan hidup secara benar, sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Penghargaan diberikan pada tahapan pemberdayaan (selama kurun waktu kurang dari 3 tahun) dan tahap kemandirian (selama kurun waktu lebih dari 3 tahun).
Pada tahap awal, penghargaan Adiwiyata dibedakan atas 2 (dua) kategori, yaitu:
1. Sekolah Adiwiyata adalah, sekolah yang dinilai telah berhasil dalam melaksanakan Pendidikan Lingkungan Hidup.
2. Calon Sekolah Adiwiyata adalah. Sekolah yang dinilai telah berhasil dalam Pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup.
Pada tahun 2007 kuesioner yang diterima oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup dari seluruh Indonesia sebanyak 146 sekolah yang berasal dari 17 propinsi. Setelah melalui tahaptahap seleksi penilaian, maka ditetapkanlah 30 sekolah sebagai calon model sekolah Adiwiyata tahun 2007. Sedangkan 10 sekolah yang telah terseleksi sebelumnya di tahun 2006 (meliputi ruang lingkup Pulau Jawa) ditetapkan sebagai sekolah penerima penghargaan Adiwiyata sesuai dengan kategori pencapaiannya.
TATA CARA PENGUSULAN CALON PENERIMA PENGHARGAAN ADIWIYATA
Setiap Sekolah dapat diajukan oleh Pemerintah Daerah sebagai calon Sekolah Adiwiyata sesuai dengan kuota yang ditetapkan oleh Kantor Kementerian Negara Lingkungan Hidup.
Pengajuan calon sebagaimana dimaksud diatas dilakukan dengan mengisi kuesioner dan menyertai lampiran yang diperlukan sesuai dengan formulir yang telah disediakan oleh Kantor Negara Lingkungan Hidup.
Calon sekolah Adiwiyata dan sekolah Adiwiyata akan diteliti lebih lanjut oleh Dewan Pertimbangan Adiwiyata.
Penerima penghargaan calon dan sekolah Adiwiyata ditetapkan dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup.
MEKANISME PENILAIAN PROGRAM ADIWIYATA
Pada dasarnya peluang mengikuti program Adiwiyata terbuka bagi seluruh sekolah di tanah air Indonesia. Mengingat keterbatasan yang ada dan kepentingan dari semua pihak terkait, maka dalam proses seleksi dan peni laian, Kementerian Negara Lingkungan Hidup dibantu oleh berbagai pihak, antara lain: Pemerintah Daerah setempat (dalam hal ini dikoordinir oleh BPLHD/Bapedalda Propinsi), bekerja sama dengan Dinas Pendidikan setempat, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Akademisi dan pihak swasta lainnya.
Tim Penilai Adiwiyata pun terdiri dari berbagai pemangku kepentingan yaitu: Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Departemen Pendidikan Nasional, LSM yang bergerak di bidang lingkungan, Jaringan Pendidikan Lingkungan, Perguruan Tinggi, Swasta dll. Sedangkan Dewan Pengesahan Adiwiyata terdiri dari Pakar Lingkungan, Pakar Pendidikan Lingkungan, wakil dari Perguruan Tinggi dlsbnya.